Nara Sumber :
KH. Asep A. Maoshul Affandy
Supaya kita mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh ketika berhubungan dengan saudara seagama caranya :
1. Harus saling akur atau islah.
2. Jangan saling caci-maki.
3. Jangan memaki diri sendiri.
4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.
5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.
6. Jangan mencari kesalahan orang lain.
7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.
1. Harus saling akur atau islah.
2. Jangan saling caci-maki.
3. Jangan memaki diri sendiri.
4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.
5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.
6. Jangan mencari kesalahan orang lain.
7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.
Melihat
kondisi zaman sekarang yang dilatarbelakangi oleh rupa-rupa kepentingan
(pribadi & masyarakat umum) juga keprihatinan sosial, perilaku
pembicaran seseorang sudah tidak diatur. Tidak sedikit yang belok dari
aturan Alloh sehingga sesama ummat Islam saling mencaci-maki.
Kita
selaku ummat yang beriman, tentunya ingin mendapatkan Rohmat dan
Maghfiroh Alloh. Bagaimana caranya? Perlu disadari bahwa ummat itu
terbagi dua :
1. Ada yang beriman
2. Ada yang tidak beriman (kafir)
Interaksi
ummat Islam dengan kafir, Islam dengan Islam ada aturan yang harus
diperhatikan, sebagaimana firman Alloh surat Al-Hujurot ayat 10 :
Oleh
karena itu untuk mempertahankan Ukhuwah Islamiyyah maka dengan
bertaqwa. Koridor kehidupan sesama ummat Islam harus memakai aturan
Islam didasari oleh taqwa, insya' Alloh kita akan mendapatkan Rohmat dan
Maghfiroh Alloh. Caranya :
1. Harus saling akur atau islah.
Pada
surat Al-Hujurot ayat 10 di atas yang dimaksud dengan saling akur bukan
seperti faham komunis (sama rata - sama rasa) tetapi saling memberi
peluang kepada orang lain. Contohnya komunikasi si A dan si B tidak aman
(mereka harus saling memahami dalam perkara yang berhubungan dengan
taqwa kepada Alloh) maka si C harus segera mendamaikan.
2. Jangan saling caci-maki.
Seperti
mencaci seseorang dengan menyebut "si Jebleh, si Pendek" meskipun
buktinya begitu. Sebab saling caci bisa jadi yang dicaci lebih baik
pribadinya daripada yang mencaci maka alangkah baiknya apabila saling
menutupi kekurangan.
3. Jangan memaki diri sendiri.
Larangan
memaki kepada orang lain, begitu pun kepada diri sendiri. Maka jangan
memaki orang lain dan diri sendiri dengan ucapan atau tingkah laku
seperti seorang miskin mengajak orang berada untuk mampir ke rumahnya
dengan bahasa "ayo kita mampir dulu ke gubuk saya" padahal rumah
tersebut lebih bagus dari apa yang dikatakannya. sebab seolah si miskin
tidak menerima akan nugraha yang telah diberikan Alloh kepadanya (ini
temasuk kufur nikmat).
Jadi
manusia jangan minder, jangan melakukan pekerjaan yang membuat kita
hina diri! Contoh lagi; jarang mandi, jarang bersih-bersih di rumah,
jarang menghafal, apalagi tidak pernah ngaji ilmu agama, itu pun akan
membuat kita hina karena dengan ilmu kita akan menjadi seorang mulia.
4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.
Diantara
perilaku yang tidak boleh dilakukan oleh sesama ummat Islam yaitu
memanggil dengan kata-kata jelek sebab akan menyakiti perasaan yang
dipanggil, bila sudah sakit hatinya maka bahaya yang ditimbulkannya akan
lebih besar. Sering terjadi banyak hilang nyawa karena masalah lidah.
Memanggil orang lain "si Beke" karena badannya pendek padahal namanya
Syamsuddin, nyebut "si Putih" padahal kulitnya hitam, namanya Ahmad
Munawwar.
5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.
6. Jangan mencari kesalahan orang lain.
Karena
tidak suka kepada seseorang tanpa alasan, dia berani memfitnah dan
mengajukan ke pengadilan agar yang dibencinya masuk penjara. Kita jangan
berani mencari kesalahan orang lain, tapi bila kita menemukan kesalahan
mereka maka kita harus segera menegurnya bahwa kelakuan tersebut adalah
salah.
7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.
Zaman
sekarang namanya membicarakan kejelekan orang lain (gosip) banyak
diacarakan di setiap televisi, hukumnya antara yang memberitakan dan
yang menyimaknya (menonton dan mendengarnya) sama dosanya bahkan
termasuk dosa besar. Maka kita harus hati-hati dan memilah mana yang
manfa'at dan mana yang madharat.
Tentunya
bila yang tujuh rupa ada dalam diri seorang mukmin, bagaimana akan
datang Rohmat dan Maghfiroh Alloh? Yang ada malah mendapatkan celaka di
dunia dan nanti di akhirat. Marilah dari sekarang kita bertaubat kepada
Alloh dan saling meminta maaf di antara kita karena sesungguhnya
mukminin adalah bersaudara.
0 comments:
Post a Comment